PALOPO - Wakil
Walikota Palopo Akhmad Syarifuddin Daud yang akrab disapa Ome sangat prihatin
dan menyesalkan timbul selisih paham antara Walikota HM Judas Amir dan pihak
Yayasan dimana sang Ketua Umum Yayasan notabene adalah ayahnya sendiri. Ditemui
di kediamannya, Sabtu 28/05, Ome mengatakan jika dirinya sedapat mungkin
menahan diri untuk berkomentar mengingat akan timbul conflict of interest karena hubungan emosional yang sulit untuk
dielakkan. “saya mungkin hanya bisa sebatas prihatin dan menyesalkan kisruh ini
terjadi, tidak elok jika saya turut memberi komentar,” ujarnya.
Namun
begitu, Ome merasa ikut terpanggil untuk mencarikan solusi. “mungkin jalan
mediasi dengan wakil rakyat di DPRD jauh lebih elegan dan bermartabat ketimbang
menempuh jalur hukum, kecuali memang sudah tidak ada jalan, yah apa boleh
buat,” tambah tokoh muda yang digadang-gadang akan maju dalam bursa Pilkada
Palopo ini. Ome merasa buruknya komunikasi ditambah lagi orang-orang dalam
lingkaran walikota yang kurang kapabel sebagai biang kekisruhan ini.
Ia
mengaku gerah dengan pemberitaan media tertentu yang menurutnya sebagai
pembenaran sepihak karena tanpa ditelaah dan dikaji terlebih dahulu. Ome
menolak berkomentar lebih jauh saat ditanya wartawan perihal dirinya yang konon
dijadikan sasaran tembak walikota. “oh, kalau hal itu silakan ditafsirkan
sendiri, saya tidak enak berkomentar,” tandasnya. Sudah jadi rahasia umum jika
hubungan antara walikota HM Judas Amir dan dirinya memang sudah lama tidak sejalan dan tidak
akur. Namun Ome meyakini kebenaran dan kemungkaran suatu saat akan
diperlihatkan oleh Yang Maha Kuasa. “Kami tetap teguh pada pendirian jika suatu
saat nanti segala macam muslihat dan tipu daya akan dibuka oleh Yang Maha
Mengetahui, Tuhan tidak tidur, Allah Maha Bijaksana, kami harus sabar dengan
segala macam cobaan dan tantangan yang ada,” ucapnya pasrah.
Sementara
itu secara terpisah, Rezki Azis selaku pengurus remaja Masjid Agung yang juga
Ketua GP Anshor Palopo menilai jika tindakan walikota mengobok-obok Masjid
Agung adalah bertentangan dengan UU Yayasan dan cenderung memecah belah umat. “Seharusnya
Judas bersyukur masih ada orang yang mau peduli dan membesarkan mesjid yang
mendapat dukungan penuh dari jamaah masjid. Harusnya kita malu dengan daerah
lain yang pemimpinnya senantiasa berjalan beriringan dengan ulamanya, urai
Rezki. Sebaiknya Judas fokus menyelesaikan janji-janji politiknya kepada
masyarakat terkait dengan berbagai program yang tidak berjalan maksimal hingga
saat ini. Harapan masyarakat walikota punya perasaan yang sedikit peka dengan
kondisi saat ini di Purangi, bagaimana masalah pedagang Pasar Andi Tadda,
Pendidikan Gratis, kesehatan dan sebagainya bukan malah mengurusi hal-hal yang
tidak substantif seolah-olah tidak ada kerjaan lain,” urainya dengan nada
tinggi. Rezki mengkhawatirkan bilamana masalah ini terus berlarut maka adzab
Allah akan turun di kota Palopo.(DETEKSI/D1)