Hidangan Panas Kadis Bapenda. 30% Rumah Makan Kemplang Pajak?

PALOPO – Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Badan Pendapatan Daerah merilis 52 Daftar Rumah Makan Pengemplang Pajak Tahun 2016. Daftar itu sontak membuat geger dunia bisnis kuliner di kota imut-imut ini. Apalagi dalam daftar “kuning” tersebut, salah satu rumah makan yang notabene milik seorang wakil rakyat yang terhormat turut disenggol-senggol namanya. 
Di Palopo, menurut Data Bapenda, jumlah usaha “goyang lidah” ini sebanyak 176 Resto, Cafe, Rumah  Makan, Catering dan Warung Makan yang dominan berada di Kecamatan Wara sebagai jantung Kota Palopo.
Adalah rumah makan berlabel “Cafe Paris” yang berdomisili di Jalan Yos Sudarso, Wara Timur Palopo, yang ikut dalam bidikan Bapenda. Konon, rumah makan ini sudah 17 bulan mengemplang pajak yang jika dinominalkan sebesar Rp. 25,2 juta. Angka yang cukup menggiurkan karena tudingan ini keluar langsung dari Kepala Dinas Badan Pendapatan Daerah Kota Palopo, Abd. Waris yang kemudian menjadi hidangan panas media lokal.
“Cafe itu milik istri anggota DPRD, kami sudah dua kali beri teguran, Kalau mau dihitung nominalnya, tunggakannya itu mencapai Rp 25,5 juta," tutur Kepala Bapenda Kota Palopo, Abd Waris, Selasa, 7/03/2017, seperti dikutip dari laman Tribun Timur.
Abd Waris menambahkan, tunggakan Rp 25,5 juta itu belum termasuk denda keterlambatan pembayaran pajak.
"Itu belum termasuk denda, kafe ini tidak pernah bayar pajak sejak Maret 2015," tuding Abd Waris.
Jika membuka-buka aturan, sesuai Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 tahun 2011 disebutkan, setiap pengunjung rumah makan dan restoran maupun sejenisnya dikenakan pajak 10 persen dari pembayaran.
Namun bukan hanya Cafe Paris, masih ada beberapa nama cafe dan rumah makan yang sudah lama menunggak pajak. Diantara yang masuk daftar adalah Ulu Bale Laut, Sido Mampir, Serba Nikmat, dan lain-lain, seperti dimuat di laman KoranSeruya.com. Ditengarai ada oknum yang bermain dan menjadi "backing" dibalik bandelnya segelintir pengusaha kuliner ini. 
Anehnya, pemilik Cafe Paris lantas membantah tudingan tersebut dengan memperlihatkan lembar pembayaran yang menurutnya sudah ia lunasi. Rumah makan yang berada persis disamping kanal dekat pintu masuk ke Pelabuhan Tanjung Ringgit itu selama ini memang dikenal sebagai resto papan atas. Mobil-mobil yang parkir kebanyakan dari kelas atas dengan hidangan sea food yang jadi andalan resto berlantai dua ini.  
Pada hari Kamis sore, tim liputan kami kongkow dan melihat langsung kondisi rumah makan milik istri HA. Herman Wahidin, SE, legislator PDI Perjuangan ini. Suasana resto saat itu tidak begitu ramai tetapi halamannya yang tidak terlalu lapang membuat mobil pengunjung harus rela parkir di seberang jalan depan resto ini.
Muh Tazar, putranya, yang menerima kunjungan wartawan mengatakan, selama ini rumah makan yang ia kelola bersama keluarganya termasuk dalam kategori taat pajak karena restitusi pajaknya sudah ia lunasi.
Namun pihaknya mengakui jika memang ada tunggakan tapi jumlahnya tidak sebanyak angka-angka yang beredar di media dan tudingan Kadis Bapenda sendiri.
"Saya memang pernah tidak bayar pajak, karena pada saat itu kafe kami tidak beroperasi karena masih dalam tahap pembangunan tempat baru," jelas Bunapaty, istri Herman.
Sementara itu Kadis BPKAD Palopo, Hamzah Jalante, dimana Bapenda dulunya masih menyatu dibawah naungan institusinya, mengatakan pihaknya waktu itu masih menjaga suasana kondusif, sehingga kasus ini sengaja tidak dibesar-besarkan mengingat iklim investasi di Kota Palopo harus ia jaga. Sayangnya Hamzah enggan menjelaskan lebih rinci mana-mana saja rumah makan yang bandel bayar pajak serta alasan mereka ogah bayar waktu itu, berhubung kini Bapenda sudah berdiri sendiri sebagai SKPD baru.
“kurang etis jika saya mengomentari hal ini, tapi prinsipnya Pemkot akan menegakkan aturan, ketentuannya jelas dalam UU dan Perda disebutkan, semua kota di Indonesia menjalankan aturan itu,” ucap Hamzah.
Lantas, dimanakah sebenarnya Bapenda Palopo memperoleh data-data, dan kemudian mengeluarkan “Buku Rapor” 52 Penunggak Pajak Makanan tersebut? Tim kami akan telusuri dan hadirkan dalam edisi cetak mendatang. Sampai jumpa.(iccank)
-BERSAMBUNG-

Relawannya Lelah, Budi Sada Akhirnya “Ngamen”

PALOPO – Pemilihan Umum Kepala Daerah/Wali Kota (Pilwalkot) Palopo masih lama, sekitar setahun lima bulan lagi, tapi Budi Sada sejak beberapa bulan terakhir ini sudah padat dengan jadwal pertemuan dan tergolong sangat intens menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan para pendukungnya. Seperti siang tadi, saat dia bersama sahabat dan orang dekatnya baru saja selesai membenahi  Posko Induk BISA di kawasan Kehutanan Palopo, Senin 20/02.

Cukup bermodal gitar sederhana, ia ikut “mengamen”  demi menghibur sahabat dekat dan para relawan yang terlihat mulai letih sehabis kerjabakti, beres-beres teras induknya.
“kami enjoy dan santai saja, seharian letih baru selesai beres-beres Teras Induk BISA,” tutur Budi, saat dijumpai.

Ia pun mengunggah hasil ngamennya ke jejaring sosial Facebook.  Walhasil, video berdurasi 1 menit 41 detik tersebut menjadi perhatian netizen. Video “Hangat Bersama Mereka” dengan tagar #HappySongHappyMonday  ini mendapat  reaksi positif dari para netizen dengan memberi “like” atau tanda jempol dan komentar singkat bernada dukungan bagi kandidat yang berjuluk “Bang Kumis” ini.


Pada akun pribadinya, juga pada hari yang sama seorang kawan dekatnya mengunggah video, dimana Budi Sada terlihat sedang asyik bermain gitar dan mengiringi seorang sahabatnya bernyanyi.

Ditanya soal dirinya yang jarang muncul dalam aktifitas formal dengan tokoh-tokoh politik lain, secara diplomatis ayah satu anak ini mengatakan jika agenda pertemuan dan undangan dari masyarakat sangat padat. “Hampir tiap hari ada undangan silaturahmi,” jawab kandidat dengan tagline “BISA” ini singkat.(iccank)

Jago Merah Beraksi, Tiga Rumah Ludes Seketika

PALOPO - Sedikitnya tiga rumah kontrakan di Jalan KH Ahmad Razak, Kecamatan Wara, Kota Palopo, diamuk si jago merah, Minggu sore (12/2/2017) sekira pukul empat petang.
Tiga rumah diantaranya rata dengan tanah dan satu rusak parah.

Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran diturunkan untuk meredam kobaran api.

Muhammad Kasim, 54 tahun, sang pemilik rumah adalah warga Perumahan Cempaka. Empat petak rumahnya disewakan. Satu keluarga menyewa dua petak yang digunakan sebagai bengkel dan warung makan. Satunya lagi adalah rumah tinggal dan di sebelahnya disewakan untuk warung juga.

Api diduga berasal dari gas elpiji yang meledak di salah satu rumah kontrakan. Sebuah mobil kijang berhasil selamat meski sempat dicium lidah api dibagian depan.
Berkat kesigapan pemadam kebakaran api berhasil dijinakkan dua jam kemudian.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, namun kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.(*)


Sempurnakan Sistem Keamanan “Siparape”, Aplikasi Pemantau Siswa dan Guru ini Diandroidkan

PALOPO – Setelah disorot berbagai kalangan yang concern dengan sistem pendidikan,  Akram Risa, Kadis Pendidikan Palopo melakukan evaluasi dan pembenahan agar program “Siparape” bisa berjalan maksimal.

Ditemui di ruangannya, Senin sore, 06/02/2017, Akram menjelaskan mengapa aplikasi pemantau kinerja guru dan siswa ini sengaja ia hentikan untuk sementara waktu.
“Kami terus mengoptimalkan aplikasi ini dengan memperbaiki “bug” dan sistem keamanan Siparape, untuk mencegah agar sistem ini tidak diganggu atau dihacker orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tutur Akram.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya sedang mengupayakan SSL atau Secure Socket Layer aplikasi ini yang dipesan melalui lembaga penyedia jasa sekuriti sistem yang berpusat di Amerika namun berkantor cabang di Singapura yakni PT Global Sign tersebut, bisa digunakan.

“kedepan saat SSL sudah kami dapatkan, maka aplikasi berbasis web versi lama ditingkatkan menjadi versi android dan web, sehingga nantinya sudah bisa diakses langsung melalui ponsel guru dan orang tua siswa, mereka tinggal download melalui Google Play Store, serupa dengan aplikasi medsos lainnya,” tambah Akram.
Ia juga menjelaskan jika sampai hari ini salah satu Sekolah Dasar (SD) di Palopo masih terus aktif menggunakan aplikasi ini dan mengupdate informasi kegiatan belajar mengajar di sekolahnya.

“jadi program ini sebenarnya sampai kini, alhamdulillah masih berjalan, hanya kita yang meminta sekolah untuk sementara jangan dulu menggunakan karena masih dalam tahap “maintenance” atau pemeliharaan dan penyempurnaan. Meski begitu, di log out atau master data kami di server, terpantau jika sampai hari ini misalnya, Senin 06/02, masih ada saja sekolah yang login atau update data ke server,” sambungnya lagi.

Tidak hanya itu, Akram Risa juga sedang menyusun peningkatan Siparape ver. 1.0  ini bisa dinaikkan dengan menambah fitur baru, misalnya live streaming, sehingga kegiatan proses belajar mengajar juga bisa disaksikan secara langsung oleh orangtua siswa yang mungkin was-was jika anaknya ternyata mangkir alias bolos tidak pergi ke sekolah.(iccank)

Penulis/Editor: @iccank_asli



Sopir Angkot Mogok Hari Ini, Kenapa?


PALOPO/MAKASSAR - Puluhan sopir angkutan umum (angkot) se kota Makassar hari ini menggelar mogok kerja, Senin (6/2/2017).
Selain itu, beberapa sopir juga terlihat menggunakan kayu balok sambil menghadang para sopir menarik penumpang.
Salah satu sopir angkutan yang berada di Jalan A Pettarani Makassar, Dg Liwang mengatakan, para sopir hari ini harus mogok korja dan tidak menarik penumpang.
“Kami hari ini mogok kerja, jika ada sopir memuat penumpang maka kami paksa penumpangnya turun di tengah jalan saja,” kata Dg Liwang.
Terlihat aksi mogok kerja para sopir angkutan mulai berkumpul di Jalan A Pettarani depan Kampus UNM maupun di Jalan Sultan Alauddin dekat terminal Mallengkeri. 
Sementara itu di Kota Palopo aksi berjalan damai, mereka menemui wakil rakyat di gedung DPRD Palopo guna menyampaikan tuntutan agar pemerintah memperhatikan nasib mereka serta tingginya pajak bagi angkot yang kian hari kian susut jumlah penumpangnya itu karena sangat murahnya harga penjualan kendaraan saat ini.(ist)
Sumber: Tribun Timur dan IniKata.com

Betis Anaknya Ditembak, Ibu Penjual Bakso Ini Menangis

foto ilustrasi
PALOPO - PROTES dengan tindakan pihak Sat Reskrim, Andi Nur Alam, memasukkan laporannya ke Propam Polres Palopo, Sabtu 4 Februari 2017. Wanita berusia 56 tahun ini protes betis anaknya ditembak oleh polisi. Ia saat itu didampingi Ketua Lembaga Perempuan dan Anak (LPPA) Palopo, Andi Fatmawati.

Wanita yang sehari-hari jualan bakso di Jalan Lagaligo ini, tak kuasa menahan tangisnya manakala menceritakan apa yang terjadi pada anak bungsunya itu. Dia mengaku sedih, ketika tahu betis anaknya ditembak polisi.

Seperti dikutip dari Palopo Pos, dia kemudian menceritakan apa yang terjadi pada 14 Desember 2016, sekitar pukul 02:00 Wita, di rumahnya.

“Ada lima orang polisi mengepung rumah saya. Semuanya berpakaian preman. Tiga orang lewat pintu depan dan dua orang lewat pintu belakang. Saat itu, saya belum tidur. Anak saya, Ahmad Askar yang masih berusia 19 tahun menuju warung untuk membuat kopi. Tiba-tiba saya mendengar pintu didobrak… Dan anak saya langsung ditangkap,” kata Nur Alam memulai ceritanya, Sabtu 4 Februari 2017.

Menurutnya, anaknya itu langsung dibawa menggunankan mobil Avanza berwarna hitam. “Arah mobil itu bukan menuju Polres. Jadi, saya heran, makanya saya ikuti. Ada ojek saya tahan. Namun, pas tiba di kompleks Anggrek, mobil itu sudah tak terlihat lagi, makanya saya memilih menuju Polres, tetapi anak saya belum tiba di sana,” ucapnya.

Dua hari kemudian, barulah Nur Alam bisa bertemu dengan anaknya di Mapolres. “Kami ketemu di sel. Itupun dia tak bisa keluar dari sel. Tetapi yang aneh, kok anak saya jalannya pincang. Dia berjalan pincang sambil berpegangan pada tembok. Karena curiga, saya lihat kakinya,” kata Nur Alam mulai meneteskan air mata.

Awalnya, Ahmad mengatakan kepada Nur Alam, kalau luka dibetisnya akibat terkena besi di mobil. Namun, Nur Alam tidak percaya. Dia mendesak anaknya untuk berkata jujur. “Ternyata kaki anak saya habis ditembak,” serunya dengan tangisan meledak.
Kepada ibunya, Ahmad membeberkan aksi penembakan itu. “Anak saya bilang, usai ditangkap, dia dibawa ke Islamic Center,” paparnya. Di sana, lanjutnya, anaknya disuruh lari. Tetapi, dia tidak mau. Lalu, disuruh mengaku dimana saja anaknya mencuri laptop. ”Tetapi, anak saya bilangnya baru kali itu. Lalu tiba-tiba ketika anak saya disuruh turun dari mobil, betisnya langsung ditembak,” kisah Nur Alam semakin piluh.

Sebenarnya, saat itu, Nur Alam ingin menemui kapolres, tetapi katanya, ada dua orang polisi mencegatnya. “Dua orang polisi datang ke rumah saya. Mereka bilang jangan melangkah dulu. Nanti akan dicarikan jalan keluar yang baik. Namun, dua bulan saya tunggu tidak ada hasilnya. Makanya, waktu saya ketemu dengan Pak Andarias, dia mengajak saya melapor ke propam,” sebut Nur Alam.

Menurut Nur Alam, soal aksi pencurian yang dilakukan oleh anaknya, dia mengaku menyerahkan semua proses hukumnya kepada pihak berwajib. Namun, yang dia sesalkan kenapa kaki anaknya ditembak. Padahal, saat penangkapan, anaknya tidak melakukan perlawanan. Bahkan, disuruh lari pun dia (Ahmad, red) tak mau.

Terpisah, Kapolres Palopo AKBP Dudung Adijono SIk yang dimintai konfirmasinya soal adanya laporan tersebut, mengatakan, akan menindaklanjuti laporan tersebut.
“Iya ada yang lapor…Kita lakukan lidik terlebih dahulu. Kalau memang ada oknum anggota di lapangan yang melakukan pelanggaran dan tindakan tidak sesuai dengan SOP, itu bisa dikenakan hukuman disiplin,” kata kapolres saat dimintai keterangannya oleh Palopo Pos.

Lanjut dia, tapi, apabila si pelaku melakukan perlawanan dan membahayakan petugas dan masyarakat bisa dilakukan tindakan tegasnya.(ara/pp)

Foto: Ilustrasi

Cerdas, Bersahaja dan Relijius

Cerdas, Bersahaja dan Relijius