GRATIS Turun ke Jalan, Anggap Walikota Drakula Penghisap Darah Rakyat

PALOPO - Sekitar 80-an mahasiswa yang tergabung dalam aliansi GRATIS PALOPO (Gerakan Rakyat Tertindas Palopo) kembali turun ke jalan Senin Siang (28/09) untuk menuntut Pemerintah Kota Palopo terkait Perwali nomor 12/2015 yang menaikan harga gas LPG 3 kg yang sampai saat ini masih kontroversi. Kelompok ini melakukan aksi ujuk rasa di perempatan jalan depan Kantor Walikota setelah sebelumnya melakukan orasi dan aksi bakar ban di perempatan jalan dekat Kampus Unanda-Lapangan Gaspa yang jaraknya hanya berkisar 200 meter.

Isvan Abidin selaku Ketua Umum yang juga bertindak selaku korlap HMM (Himpunan Mahasiswa Manajemen) Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo yang juga salah satu kader LMND (Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi) yang tergabung dalam aliansi GRATIS Kota Palopo menyatakan bahwa "Pemerintah Kota Palopo sampai saat ini masih melakukan praktek-praktek feodalisme dan hanya mengeluarkan kebijakan yang menyiksa rakyat kecil seperti pada Perwali Kota Palopo Nomor 12 tahun 2015 yang menyatakan kalau gas LPG 3 kg dinaikkan Rp. 1.500. Kebijakan Pemerintah Kota Palopo tersebut nyata-nyatanya sudah melanggar Peraturan Gubernur (Pergub) yang menyatakan kalau gas LPG 3 kg itu seharga 15.000. Namun di Kota Palopo sendiri itu harga gas LPG 3 kg itu seharga Rp.16.500. 

“dari fakta yang objektif tersebut kami berkomitmen tidak akan berhenti melakukan aksi demonstrasi sampai tuntutan aksi kami direalisasikan yaitu agar Perwali no 12 tahun 2015 segera dicabut, peraturan itu seperti drakula dimana rakyat masih dalam himpitan ekonomi sehingga tidak wajar ada peraturan yang mencekik dan seolah mengisap darah rakyat!" tegas Isvan.

Daud Rante Lundak selaku Jenderal Lapangan (Jenlap) aksi GRATIS sangat mengapresiasi gerakan HMM-FE dan teman-teman yang ada di 7 Lembaga yang turut bergabung meneriakkan aksi ini. “kami bangga dan memberi apresiasi yang tinggi karena saat ini masih ada ternyata lembaga internal kampus tingkat jurusan yang peduli terhadap nasib rakyat kecil dan masih bisa menunjukkan eksisensinya selaku mahasiswa yang sebenarnya,” tandasnya. Tujuh lembaga yang dimaksud adalah GMKI, SRMD, HAM Bastem, PMK Unanda, PMK Uncok, GMHMN Ekonomi Unanda dan Hinepa Unanda.(AY)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Cerdas, Bersahaja dan Relijius

Cerdas, Bersahaja dan Relijius