“Kombinasi Muda-Tua” lagi Trend, Ome Pastikan Maju Pilwalkot dengan Tokoh Senior

PALOPO - Kombinasi Pasangan “Muda-Tua” mewacana dalam perhelatan Pilwalkot Palopo, Pilkada Luwu dan Pilgub Sulsel. Ishak Yswandi salah seorang pengamat politik mengungkapkan hal itu dalam sebuah kesempatan di salahsatu warkop di Kota Palopo, Jumat siang, 25/03. Mantan reporter Radio Bharata ini mengatakan ada hal yang menarik dari penelusuran dia seputar wacana pilkada dan yang nampak menjadi trend adalah kombinasi pasangan dimana yang jadi 01 adalah yang berusia muda sementara wakilnya adalah tokoh yang usianya terbilang senior alias tua. Ia mencontohkan pasangan Jokowi-JK, sebagai salahsatu contoh nyata. Untuk skala Sulsel, misalnya di Luwu Utara bupati Indah Putri Indriani yang berusia 39 tahun berpasangan dengan wakilnya Muh. Thahar Rum yang usianya sudah masuk kepala 6. Di Gowa kita punya Adnan Purichta Ichsan YL yang berpasangan dengan H Abd Rauf Malagani.  

Menariknya di Trenggalek Jawa Timur, bupatinya berusia 31 tahun sedangkan sang wakil bupati baru berumur 25 tahun. Untuk bupati termuda tercatat Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang baru berusia 26 tahun menjabat bupati Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat, sedangkan gubernur termuda ada pada Ridho Ficardo pemuda kelahiran Juli 1980 menjabat gubernur Lampung yang juga adalag Ketua DPD Partai Demokrat Lampung.

“Kombinasi Muda-Tua” adalah trend yang bisa diterjemahkan sebagai masa peralihan generasi, dimana generasi yang lahir di tahun 70-an akhirnya akan jadi pemimpin menggantikan tokoh-tokoh angkatan 60-an,” beber Ishak. Meski begitu, peran sang wakil sebagai pendamping juga sangat menentukan di masa peralihan ini.

Ditemui di kediamannya, Ome demikian sapaan akrab Akhmad Syarifuddin, walikota Palopo ini walau masih sedikit malu-malu namun ketika ditanya perihal kesiapan dirinya maju Pilwalkot Palopo, "soal itu nanti saja, masih lama, kita kerja dulu, tapi jika masyarakat menghendaki ya kita harus siap" ujarnya. Disinggung soal hubungannya dengan Judas Amir yang nampaknya pecah kongsi di Pilwalkot mendatang ia juga enggan mengungkapkan. Ia nampak kecewa dengan partnernya saat Pilwalkot 2013 lalu yang berhasil menumbangkan rival beratnya pasangan HATI. Soal kombinasi muda-tua, ia sependapat. Menurutnya, kota Palopo memerlukan energi yang besar dan itu ada pada tokoh muda. "kita lihat saja Bandung, walikotanya luar biasa, muda kreatif dan relijius," paparnya. Soal tokoh senior yang digadang-gadang akan ditandemkan dengan dirinya, Ome secara diplomatis berkata," hahaha, masih jauh pilkada, tetapi memang sudah ada beberapa nama tokoh senior, saya rasa, tokoh senior ini baik untuk jadi perekat dan bisa mengayomi serta membimbing tokoh muda, konsep muda-tua memang ideal untuk membangun Palopo, tetapi soal nama belum bisa kita buka sekarang," tambahnya lagi. 

Nah, jika para kontestan jeli, khususnya di Pilkada Luwu, Palopo dan Pilgub Sulsel pintar-pintarlah membaca situasi. Harusnya wacana “kombinasi muda-tua” ini bisa jadi pedoman mereka terutama dalam memilih pasangan. Karena faktor pendamping atau sang wakil sangat signifikan mengkatrol perolehan suara.
“biasanya tokoh senior yang dijadikan wakil memiliki basis massa yang kuat, karena dari segi pengalaman baik di organisasi maupun di level birokrasi mereka sudah cukup makan asam garam, saran saya, agar para kandidat berhitung cermat, saya haqqul yakin, jika trend ini kian menguat di Pilkada mendatang,” kunci Ishak.(R11/Ard)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Cerdas, Bersahaja dan Relijius

Cerdas, Bersahaja dan Relijius