Guru SMPN 4 Palopo Ringan Tangan, Orangtua Geram Kepala Anaknya Ditampar

PALOPO – Perilaku guru yang reaktif dan emosional dengan memukul bagian kepala siswanya kali ini terjadi lagi di kota Palopo. Adalah SMP Negeri 4, sekolah yang berada di jalur kawasan pendidikan ini dikejutkan dengan laporan siswanya yang mengadu ke orangtua sesaat setelah anaknya diberi “pelajaran” oleh sang guru. Kejadiannya Rabu lalu, 31 Agustus 2016, saat jam pelajaran pertama di sekolah yang terletak di Jalan Andi Kambo ini baru dimulai. Dalam ruangan kelas 9 G itu, Abral, guru TIK atau Teknik Informatika Komputer yang sedang mengajar mendapati muridnya yang keluar kelas tanpa ijin. Namun teguran sang guru berupa bogem mentah di bagian kepala siswanya itu tidak diterima baik oleh orangtua siswa. Sang anak pun lantas mengadu kemana-mana, tidak hanya orangtua tapi juga di media sosial Facebook, miliknya. Inilah potret buram pendidikan nasional kita, yang kami rekam dan sajikan dalam kronologis berikut ini.

Sekitar jam 9.00 wita, korban Iksan sedang mengikuti pelajaran. Dimana saat itu guru TIK (Teknologi Informatika Komputer) bernama Abral  sedang mengajar di jam pelajaran pertama. Kemudian, korban meminta ijin untuk keluar sejenak guna membeli air minum. Tetapi tiba-tiba teman-teman Iksan sekitar tiga orang ikut  keluar tanpa meminta ijin. Ketiga teman korban tersebut masing-masing bernama, Glen, Sulfadil, dan Ruswandi tanpa sepengetahuan Iksan ikut keluar ruangan.

Namun  diluar kelas, ketiga siswa tadi dilihat dan ditegur oleh sang wali kelas, Pak Fauzal. Korban sendiri saat itu masih berada sendirian di kantin belakang sekolah. Ketiga kawan korban dipanggil untuk menghadap di ruangan kelas. Kemudian diberi peringatan oleh Pak Abral untuk tidak mengulang perbuatan.

Setelah itu, Iksan sang korban pun masuk ruang kelas. Ia ditegur karena dianggap keluar kelas tanpa ijin. Iksan pun dipukul di bagian kepala sebelah kanan. Tamparan Pak Abral yang keras itu membuat korban merasa kesakitan dan sedikit oleng.
Karena kesal dan merasa sakit, Iksan pun keluar ruangan dengan alasan untuk pergi membasuh  mukanya. Namun Guru TIK itu mengikuti sang murid dari belakang, disangkanya korban ini mau melapor. Iksan lalu ditanya,”kau kalau mau keluar bilang dulu jangan langsung keluar,”. Iksan pun menjawab,”saya sudah minta ijin, dan teman kelas pun tadi banyak yang melihat kalo saya sudah minta ijin,”.

Kejadian ini sontak membuat ayah korban merasa geram. Ia mendatangi  sekolah anaknya dan meminta penjelasan mengapa anaknya ditampar di bagian kepala di hadapan teman-temannya. Syaiful, ayah korban pada media ini mengatakan, jika ia sebenarnya tidak terima anak kandungnya diperlakukan seperti itu, harusnya guru di sekolah tidak ringan tangan dalam memberi hukuman pada siswanya. Jika terpaksa betul, jangan bagian kepala anaknya tapi bagian lain tangan atau kaki misalnya yang dianggap tidak terlalu berbahaya. Ayah Iksan ini mengaku sudah dipertemukan oleh guru yang memukul (baca: Pak Abral) serta M. Thamrin Kepala Sekolah SMPN 4 palopo, dan kedua belah pihak pun diminta untuk berdamai.”ya kami sudah damai, tetapi ini pelajaran saja, lain kali jangan sampai terulang pada anak kami maupun siswa lain,” kuncinya.(MS/DT2)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Cerdas, Bersahaja dan Relijius

Cerdas, Bersahaja dan Relijius