PALOPO - Alamak, gegara memajaki warung makan 10% popularitas Judas Amir dikabarkan turun. Deteksi
Riset and Communication merekam sedikitnya ada 628 pembicaraan di jejaring sosial
yang membahas tingkah polah Walikota Palopo Judas Amir dengan prosentase 65,75% sentimen kearah
negatif dan selebihnya positif.
Sampel
data dibuka per tanggal 15 Januari 2016 lalu yang mana kebanyakan mereka yang berkicau
di jejaring Facebook berusia rata-rata antara 16 s/d 55 tahun. Netizen
membicarakan kontroversi pajak 10% bagi usaha warung makan dan restoran yang
tanpa ampun diterapkan untuk semua golongan usaha tanpa mengenal kasta. Jenis
usaha kecil, menengah maupun kelas atas semua rata wajib membayar pajak makanan 10%
jika tidak, mereka diancam akan dipidanakan atau dipersulit perpanjangan ijinnya.
"Aturan pajak 10 persen bagi rumah makan dan
restoran ini sangat jelas, yakni Perda Nomor 2/2011. Perda ini tindaklanjut
dari UU Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah," kata Judas seperti dikutip dari salah satu media online.
Netizen sontak
bereaksi keras. Beragamnya komentar bisa dilihat dari berbagai postingan yang
ada dengan mengutip atau meng-attach- link dari sumber media online. Kutipan
pernyataan netizen mulai dari yang soft atau lembut hingga keras membuat
popularitas walikota yang konon dalam Pilkada Palopo nanti akan berduet dengan
Kadis Koperindag langsung terjun bebas. Peringkat Judas Amir yang berada di
peringkat 2 langsung meluncur ke peringkat 4 atau turun dua level. Pemuncak Top
Survey versi Deteksi Riset and Communication yang sampel datanya diambil per 1
Januari 2016 hingga 02 Maret 2016 masih dipegang oleh Akhmad Syarifuddin Daud
dan Haidir Basir, masing-masing dengan kicauan positif 45,28% dan 35,74% dengan
margin of error sekitar 5%.(Fahrun)