![]() |
Faiz, Pemilik Faiz Foundation / Manager Asbar FC bersama Ketua Panpel Bakri Tahir |
PALOPO –
Menghadapi laga panas melawan tuan rumah Gaspa United A di babak semifinal pada
Sabtu sore 06/02/2016 Masamba 45 FC nampaknya
bakal konsentrasi penuh dengan full team. Laga hidup mati ini sangat menentukan
apakah tim ini mampu lolos ke Final untuk merebut tahta juara Turnamen Amsal
Sampetondok Cup 2016 atau hanya maju ke perebutan gelar juara 3 saja.
Empat Besar tim
yang lolos setelah usai melakoni babak 8 besar adalah Masamba 45 FC, Gaspa
United A, Saputra Walmas FC dan PS Luwu. Menariknya, semua tim yang lolos
adalah putra daerah Luwu Raya.
Menyikapi lolosnya semua wakil Luwu Raya, Faiz, manajer
Asbar FC Makassar menilai negatif. Ditemui sesaat setelah timnya kalah dari PS
Luwu ia mengaku sedikit kecewa. Ia bahkan menengarai ada permainan untuk memuluskan
tim tertentu merengkuh gelar juara. Ia juga beranggapan dengan tidak lolosnya
peserta luar misalnya dari Makassar karena ada upaya agar tim luar terlempar
keluar dari daftar. Indikasinya, jelas Faiz adalah wasit yang digunakan saat
Asbar maupun Japfa FC bertanding selalu wasit bermasalah. Tapi kami berbesar
hati, ini hanya kritikan untuk panitia pertandingan, karena indikasi ini sulit
dibantah, terang dia lagi.
Sinyalemen dari kubu
Asbar FC ini yang melihat seolah-olah laga 8 besar ini sudah diatur
menurut pengamat sepakbola Rahman, adalah hal yang wajar. Jurnalis ini menilai
ada yang diuntungkan dari pengaturan jadwal 8 besar hingga penggunaan wasit
bermasalah. Ia menyesalkan untuk laga bergengsi di 8 besar, panpel menggunakan
wasit yang selama ini jadi kontroversi. Wasit Johanis D misalnya menjadi
kontroversi saat Masamba 45 FC menghadapi Gaspa United B dimana saat itu 2 kartu merah melayang bagi Gaspa United B. Lagi-lagi kontroversi
terjadi manakala wasit ini kembali dipercaya memimpin laga PS Luwu vs Asbar Makassar. Saat babak kedua berjalan sekitar 30 menit, wasit utama ini pun diganti wasit cadangan mengingat situasi panas di lapangan sehingga official maupun penonton sudah bercampur memasuki area pertandingan. Keributan ini terjadi manakala sang wasit terlambat meniup peluit saat terjadi pelanggaran
“saya lihat ada kesan mereka yang lolos atau memenangkan
turnamen ini hanya untuk kesebelasan Luwu Raya saja, karena tak ada satupun tim
luar yang lolos. Mungkin wasit atau hakim garis juga sudah diarahkan kesitu,”
tandas Faiz Manajer Asbar FC.
Bupati Luwu HA Mudazakkar yang akrab disapa Cakka mengaku
soal urusan hasil akhir tentu adalah faktor usaha dan faktor dewi fortuna. Ia
menilai mungkin Asbar FC kurang beruntung saja, tandas dia saat menjawab tudingan bahwa
turnamen ini sudah diatur.
Cakka berkata bahwa turnamen ini penting untuk pembinaan
sepakbola Luwu Raya dan Sulsel secara keseluruhan ke depan agar lebih baik dan
ditingkatkan lagi. Dia berharap tim yang gugur tidak kehilangan semangat dan
tetap memacu diri agar mampu mengukir prestasi gemilang dimasa akan datang.
Ketua Panpel Bakri Tahir sendiri menyikapi isu miring ini
meminta semua tim baik yang menang maupun kalah untuk selalu berjiwa ksatria. “ah
hanya gossip, jika pun ada kekurangan itu akan menjadi catatan dan bahan
evaluasi kami,” tutupnya.(SP)