JAKARTA -
Susunan kabinet produk reshuffle jilid II yang kabarnya akan diumumkan bakal
mencerminkan hasil pertarungan politik Jokowi vs Jusuf Kalla (JK).
Demikian
disampaikan Adhie M Massardi dalam dialog publik bertajuk "Jokowi Vs JK,
dalam Isu Reshuffle Kabinet Jilid II" yang digelar Institute
Soekarno-Hatta di resto Warung Komando, Jakarta, Jumat (8/1/2015).
"Memang
kalau diibaratkan tinju, pertarungan Jokowi vs JK di kabinet sudah memasuki
ronde ketiga. Pada ronde pertama, Jokowi kalah lumayan telak. Karena praktis
hanya menempatkan dua menteri, Praktikno ((Setneg) dan Andrinov Chaniago
(Bapenas). Selebihnya, merupakan pilihan JK. Karena seleksi akhir dari para
kandidat menteri yang dikirimkan partai-partai pendukung oleh Jokowi diserahkan
kepada JK untuk dipilih. Maklum, ketika itu Jokowi belum mengenal mereka,"
paparnya.
"Tapi
pada ronde kedua pertarungan berjalan imbang. Meskipun Menko Ekonomi diisi
orang JK (Darmin Nasution), Jokowi bisa mengimbanginya dengan memasang Rizal
Ramli sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya. Sedangkan pencopotan Andrinov yang
diganti Sofyan Djalil (JK) tapi di Seskab Jokowi memasang Pramono Anung,"
sambung dia.
Pada
ronde ke-3, lewat tangan kanan (Sudirman Said) dan tangan kiri (Yuddy
Chrisnandi), JK memang berhasil melancarkan “jab-jab” telak yang mengguncang
pertahanan Jokowi. Sudirman Said dengan manuver berbahaya melakukan
perpanjangan kontrak karya Freeport, kontrak blok gas Masela dan pungutan liar
BBM. Tapi untung Jokowi berhasil menggagalkan jab-jab Sudirman Said.
"Sedangkan
jab dari Yuddy, evaluasi anggota kabinet yang disasarkan hanya kepada
menteri-menteri dari Partai Nasdem dan PKB, menguncang kekokohan KIH, koalisi
pendukung Jokowi. Saya percaya, teman-teman tak akan goyah karena paham ini
seperti yang dilakukan Sudirman Said, hanya manuver politik distabilitas
(keguncangan politik) yang bisa membawa Jokowi ke medan pemakzulan di
Senayan," katanya.
Lebih
lanjut, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini memprediksi pada ronde
ke-4 Jokowi akan memenangi pertarungan dengan TKO. Alasan Adhie, pertahan
politik JK mulai goyah.
"Lihat
saja, RJ Lino akhirnya bisa ditersangkakan oleh KPK. Sebentar lagi mungkin
Mabes Polri dan Kejaksaan. Freeport juga urung diperpanjang. Pungutan liar BBM
yang berpotensi melawan UU berhasil dinetralisir Jokowi," urainya.
"Makanya,
dengan fakta-fakta politik ini, saya percaya kabinet Jokowi session dua bakal
mencerminkan 'kabinet 100 persen presiden' sehingga bisa menjalankan roda
pemerintahan yang berpihak kepada rakyat," pungkas Adhie.
Dalam
diskusi yang dipandu Hatta Taliwang ini hadir juga anggota DPR Masinton
Pasaribu (PDIP), Khotibul Umam Wiranu (Demokrat), Wakil Ketua Umum Gerindra
Arief Puyono, aktivis Petisi 28 Haris Rusly Moti serta Syahganda Nainggolan dan
Johan Silalahi.
Sementara
itu, pengamat politik dari Negarawan Center Johan Silalahi menyatakan tidak
benar ada konflik antara Presiden Jokowi dengan Wapres Jusuf Kalla yang
berkaitan dengan isu perombakan kabinet jilid II.
Johan
yang mengaku memiliki kedekatan khusus dalam bidang politik dengan Jokowi dan
Jusuf Kalla sejak pra-Pilpres 2014 menyatakan dwi tunggal bangsa itu saling
menghormati satu sama lain. "Dalam konteks Jokowi versus JK, saya koreksi
bahwa tidak benar ada realitas seperti itu . Yang ada hanya lah persepsi
saja," jelas Johan Silalahi.
Johan
mengatakan dirinya sejak awal telah mendukung dan mengusulkan agar Jokowi-JK
berpasangan dalam Pilpres 2014. Dia menilai JK bukan lah orang yang menjadi
musuh dalam selimut. Sebaliknya Jokowi menurut dia, sangat menghormati JK
sebagai orang tua.
"Saya
menjamin tidak ada pertarungan antara Jokowi-JK. Bahwa ada perbedaan dan
miskomunikasi, semua orang pasti bisa miskomunikasi, tetapi niat keduanya
sama-sama baik yaitu menginginkan pemerintahan berjalan responsif, cepat dan
taktis," kata dia.(dx/okezone)