LUWU UTARA - Sejumlah sekolah di Luwu Utara tidak dibolehkan
mengikuti acara Hari Ulang Tahun (HUT) Palang Merah Indonesia (PMI) yang ke -
70. Yang dilaksanakan selama 3 hari di Desa Kaluku Kecamatan Sukamaju. Pada
Perayaan Hut PMI hanya diikuti beberapa sekolah yakni 23 sekolah saja dari
total sekolah yang diundang sekitar seratusan.
Menurut Sekertaris
Panitia Pelaksana HUT PMI, Amiruddin, sangat disayangkan adanya beberapa
sekolah yang sudah kita undang tapi tidak bisa hadir.
"Kegiatan yang dilaksanakan oleh PMI ini sangat banyak
manfaatnya, karena kita banyak memberikan ilmu ekstrakuriler kepada
siswa. Mereka diberikan kegiatan pengembangan diri. Tapi sangat
disayangkan ada beberapa sekolah yang tidak ikut, " ujarnya.
Amiruddin juga
membenarkan bahwa ada dua sekolah yang awalnya sudah konfirmasi untuk mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan oleh PMI ini. Akan tetapi hingga pelaksanaan
tidak ada konfirmasi yang jelas, alasan mereka tidak jadi ikut kegiatan.
Sementara itu, staf SDM
Muhammad Mahfud Makmur, mengatakan sebagai staf yang membidangi PMR sangat
menyesalkan kepada kepala sekolah yang tidak mendukung kegiatan
ekstrakurikuler. Terbukti saat kita melaksanakan perayaan hari ulang tahun PMI
yang ke-70 banyak sekolah yang tiba tiba tidak hadir, pada hal antusias siswa
untuk ikut sangat besar, ini artinya kreatifitas siswa yang dikungkung oleh
pihak-pihak tertentu.
"Jangan hanya
karena sekarang ini sudah masuk dalam momen politik, sehingga semua kegiatan
seperti selalunya dipolitisir oleh oknum-oknum tertentu, apalagi kegiatan ini
merupakan salah satu kegitan ekstrakurikuler yang wajib ada di sekolah," tegasnya.
Hal senada juga
diungkapkan oleh salah seorang sumber yang tidak ingin disebutkan
namanya, menyesalkan tindakan kepala sekolahnya yang tidak mengikutkan
siswanya tanpa adanya alasan yang jelas.
"sebenarnya siswa
kami sudah bersiap-siap untuk berangkat pada hari itu ke lokasi kegiatan, tiba
tiba ada larangan dari kepala sekolah untuk membatalkan keberangkatan para
siswa untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Pada hal disekolah kami sudah
terbentuk PMR, dimana hari itu juga kami telah mendapat undangan untuk ikut
sebagai peserta dalam kegiatan tersebut," tandasnya.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yunus, S.Pd, M.Si kepada
media ini menyayangkan langkah Dinas Pendidikan yang terlibat langsung dalam momen
politik pilkada. “Ini sudah tidak benar, tendensius menggunakan jabatan untuk
kepentingan orang tertentu yang tidak sehaluan sangat tidak dapat dibenarkan.
Sikap kerja professional harus dikedepankan, jangan korbankan masyarakat
terutama siswa dari PMR maupun PMI akibat perseteruan dalam Pilkada Lutra,” kuncinya.(AR)
Editor : Andhika